Beam Adalah Gabungan Proyektor dan Lampu dengan Fitur Otomatisasi
Inilah yang ingin ditawarkan oleh Beam, kombinasi proyektor 100 lumen dan lampu LED yang tengah menjalani kampanye penggalangan dana di situs crowdfunding Kickstarter. Begitu simpel namanya, ia memang dirancang untuk memproyeksikan berbagai macam konten visual ke permukaan datar apapun dan dari manapun.
Keunikan utama Beam terletak pada desainnya. Seperti yang Anda lihat, bagian belakang Beam menyerupai milik lampu bohlam standar. Artinya, Beam dapat Anda tempatkan di mana saja asalkan ada socket bohlam, baik yang tergantung di atas meja makan maupun meja dapur.
Tidak ada kabel yang diperlukan untuk mengoperasikan Beam. Proyektor ini memanfaatkan konektivitas Wi-Fi N (AirPlay atau MiraCast) dan Bluetooth 4.0 untuk menyambung ke perangkat mobile Anda, lalu memproyeksikan beragam konten yang Anda inginkan dalam resolusi 854×480 pixel, mulai dari foto, film, game sampai resep masakan yang tercantum pada aplikasi kuliner. Saat tidak diperlukan, Beam bisa menjadi sumber penerangan berkat 12 lampu LED yang tertanam di bodinya.
Lalu yang tidak kalah menarik adalah fungsi otomatisasi dengan mengandalkan layanan IFTTT (If This, Then That). Anda bisa mengatur agar Beam dapat menjalankan tugasnya secara otomatis ketika ada pemicu (trigger) yang tepat.
Contoh yang paling sederhana adalah, Beam dapat menampilkan ramalan cuaca serta agenda ke depan Anda secara otomatis ketika Anda terbangun pada pukul 7 pagi. Contoh lainnya, dengan memanfaatkan Bluetooth, Beam dapat mendeteksi ketika Anda tiba di rumah sepulang kerja, lalu menampilkan update jejaring sosial Anda.
Beam saat ini ditawarkan dengan pledge terendah seharga $399, atau sekitar Rp 5,1 juta. Mahal sekali? Satu hal yang perlu diingat, Beam sejatinya juga merupakan perangkat Android yang dapat dioperasikan secara mandiri, bukan sekedar proyektor tak ‘bernyawa’ seperti pada umumnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar